Tanggapan Negara Lain atas Serangan Rusia di Ukraina – Konflik antara Ukraina dan Rusia masih belum memenuhi titik temu. Perdamaian masih belum tercapai dan Rusia pun masih terus melancarkan serangan. Kondisi masih sangat parah. Usai adanya berita ledakan di salah satu jembatan utama Rusia yang menghubungkan Rusia dengan Crimea, ada serangan yang dilancarkan oleh Rusia ke wilayah Ukraina. Rusia sempat menyalahkan Ukraina dan menduganya sebagai dalang dari ledakan dan rusaknya jembatan terpanjang di Eropa tersebut. Namun, tindakan agresif dari Rusia mendapatkan tanggapan keras dari negara-negara lainnya. Meski demikian, ini tidak lantas membuat Vladimir Putin memerintahkan penghentian serangan dan invasi ke wilayah Ukraina.
Pada Jumat lalu, bahkan Putin mengeluarkan tanggapan atas pernyataan dari NATO. Organisasi yang terdiri dari banyak negara ini memang menjadi salah satu yang cukup vokal dan memberikan tanggapan keras atas tindakan Rusia di Ukraina. Walau demikian, Vladimir Putin tidak gentar sama sekali. Bahkan dalam kehadirannya di Konferensi Tingkat Tinggi yang diadakan di Kazakhstan pada Jumat lalu, Putin menyebutkan bahwa intervensi dari NATO sebaiknya tidak dilakukan sama sekali. Putin menyampaikan kalau sampai NATO turun terlibat dalam pertempuran secara langsung, itu tidak lagi sekedar menyangkut dua negara saja, tapi ini bisa menjadi penyebab bencana besar di dunia. Dengan kata lain, Putin mengatakan bahwa ada ancaman dampak lebih besar bila sampai NATO ikut turun tangan dalam konflik Rusia dan Ukraina. Putin pun menyatakan bahwa tidak ikut campurnya NATO dalam konflik tersebut akan menjadi suatu tindakan yang cerdas.
Terkait dengan situasi yang ada, Vladimir Putin pun menyampaikan tanggapannya. Setelah terjadinya serangan udara yang cukup besar, presiden dari Rusia itu menyebutkan bahwa militer Rusia justru tidak memiliki rencana untuk melancarkan serangan udara tambahan lainnya. Banyak yang berargumen dan berpendapat bahwa ada kemungkinan kalau Rusia akan melancarkan serangan lain dan bahkan itu menjadi serangan udara yang lebih besar. Namun dalam peryataannya, Putin menyebutkan bahwa tidak ada rencana sama sekali untuk adanya serangan udara lebih besar dari sebelumnya. Bahkan, Putin menyebutkan bahwa tujuan dari “Kremlin” bukanlah suatu kehancuran bagi Ukraina. Serangan besar-besaran disampaikannya tidak perlu dilakukan serta ada tugas lainnya yang lebih penting dibandingkan serangan yang lebih besar.
Pernyataan Putin ini memang cukup mencegangkan, apalagi bila melihat apa yang sudah dilakukan Rusia beberapa hari yang lalu. Di kejadian tersebut, Rusia memang melancarkan serangan udara. Rudal ditembakkan ke beberapa wilayah di Rusia. Bahkan, Kyiv tidak luput dari target serangan peluru kendali tersebut. Tindakan ini tentu menjadi suatu bentuk serangan agresif serta provokasi nyata. Tidak heran bila banyak pihak dari berbagai negara menyatakan sikap penolakan dan protes terhadap tidakan serangan udara dari Rusia tersebut. Lebih lagi, Kyiv menjadi salah satu targetnya. Karena hal ini, Rusia menghadapi pengucilan yang lebih parah. Pengucilan sudah terjadi sejak Rusia memutuskan untuk melancarkan serangan di Ukraina, serta ini sekarang menjadi jauh lebih parah lagi dampaknya. Bahkan, negara sekutu Rusia pun menyampaikan ketidaksetujuannya atas tindakan Rusia tersebut.
Terlepas dari banyaknya kecaman hingga pengucilan dari dunia internasional, itu tidak menyurutkan Rusia dan Putin dalam menyerang Ukraina. Bahkan, Rusia menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan selama ini sudah dilakukan secara benar walau kenyataannya sudah ribuan Korban jatuh dari dua belah pihak. Pasukan pun sudah sering mengalami kekalahan di beberapa medan perang dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini. Meski begitu, Putin masih tetap mempersalahkan Ukraina atas serangan yang dilancarkan sehingga Rusia mau tidak mau melancarkan serangan di Februari lalu yang kemudian memicu kondisi yang lebih parah hingga saat ini.
Selain menyampaikan tanggapannya terhadap NATO, Putin pun juga menyampaikan tanggapannya terhadap Joe Biden, Presiden Amerika Serikat. Putin menyampaikan bahwa tidak ada perlu sama sekali bagi dirinya dan pihak Rusia untuk bertemu dan melakukan pembicaraan dengan Joe Biden dan pihak Amerika Serikat. Kedua negara ini memang sering terlibat konflik dalam beragam peryataan. Ditambah lagi, kondisi kedua negara besar ini semakin merenggang usai Rusia tetap melancarkan serangannya di Ukraina dan tidak mengindahkan pernyataan dari Amerika Serikat. Bahkan, Putin justru menanyakan kesiapan dari Joe Biden untuk melakukan pembicaraan tersebut. Pada Selasa (11/10) lalu, Biden menyampaikan kalau dirinya pun tidak berniat mengadakan pembicaraan dengan Putin pada pertemuan KTT G20 mendatang. Namun, itu akan lain cerita bila memang ada hal yang ingin dibicarakan dari pihak Rusia ke Amerika Serikat.
Tanggapan juga keluar dari pihak Uni Eropa. Josep Borell selaku Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyebutkan bahwa militer Barat akan mengambil tindakan dan memusnahkan tentara Rusia kalau Putin tetap melancarkan serangan di Ukraina hingga menggunakan senjata nuklir. Borell mengatakan bahwa ini bukan sekedar gertakan saja kepada pihak Rusia. Putin pun juga mengatakan bahwa serangan hingga penggunaan senjata nuklir itu sama sekali bukan gertakan saja. Karena itu, Uni Eropa, NATO, Amerika Serikat, serta negara lainnya pun akan mengambil tindakan keras bila memang itu semua sampai terjadi.
Kekhawatiran akan penggunaan senjata nuklir ini mencuat saat Putin menyampaikan ancamannya secara terselubung. Ini terjadi saat Putin dengan Militer Rusia melakukan invasi di empat wilayah Ukraina dan mendudukinya. Kepala NATO Jens Stoltenberg pun menyampaikan tanggapannya. Dia mengatakan bahwa Rusia akan menerima konsekuensi yang sangat parah kalau sampai serangan nuklir itu benar-benar terjadi. Bahkan ketika itu hanyalah penggunaan senjata nuklir dengan skala kecil sekalipun, itu akan tetap ditanggapi dengan sangat serius.